|
__
Oleh: Siswanto
Dalam
lanskap sejarah kebangsaan, pesantren telah memberikan sumbangsih dan
kontribusi yang signifikan terhadap negeri ini. Sejak ratusan tahun yang lalu
kontribusi pesantren terhadap bangsa sudah tidak terhitung lagi. Pada masa kolonial, pesantren dan kaum santri
telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari munculnya perlawanan yang
ditunjukkan untuk menentang dan melawan dominasi asing yang berambisi menguasi
wilayah dan pendudukan Nusantara.
Pesantren
juga telah menjadi bagian penting yang tidak bisa terpisahkan dari suatu proses
kebangsaan. Meski selama ini, pesantren identik dengan sebutan kaum
tradisionalis, namun dalam praktik kesehariannya mereka sanggup menunjukkan
sikap moderasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga kaum santri
dimanapun berada mampu memposisikan dirinya untuk beradaptasi dan membaur
dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini tidak lepas adanya sifat kemandirian yang
sudah tertanam dan terbentuk pada saat di pesantren. Oleh karena itu, santri dengan
mudah beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Adapun salah
satu upaya yang bisa dilakukan untuk melestarikan sikap dan sifat mandiri di
lingkungan pesantren adalah dengan menciptakan suatu keadaan di mana pesantren
merasa mampu untuk menjadi bagian dari ajang kompetensi yang berlangsung
sekarang ini. Salah satu aspek penting untuk membangun dan menanamkan kepada
santri adalah pada aspek membangun penguatan ekonomi dan kepemimpinan. Dua
aspek ini sangat penting diterapkan di masa sekarang untuk bisa terlibat dalam
arena kompetensi.
Selain
itu, kemandirian ekonomi di lingkungan pesantren sangatlah penting, di mana
pada masa lalu pesantren telah mampu menunjukkan hal ini di hadapan lingkungan
masyarakat. Adapun di masa sekarang, perlu sekali ditumbuhkan jiwa enterprenuership
di kalangan para santri. Mengingat, perkembangan zaman yang begitu pesat dan
massif di era Revolusi Industri 4.0. membuat tatanan di masyarakat mudah
berubah. Bentuk perubahan ini sangat jelas meliputi dalam bpelbagai bidang
mulai sistem pendidikan melalui daring, pekerjaan juga online, serta masalah
administrasi.
Maka,
pesantren harus peka dalam membekali santri baik dalam hal Ilmu Teknologi (IT)
juga dalam hal wirausaha, agar kedepan santri cakap dan memiliki skill dalam
hal IT serta tumbuhnya jiwa entrepenuership
pada diri santri.
Oleh
karena itu, dalam lingkungan pesantren dan sekitarnya sudah saatnya dibangun
dan dikembangkan sentra-sentra ekonomi yang ditunjukkan untuk mewujudkan
situasi kemandirian ekonomi bagi kaum santri dan masyarakat sekitar, dengan cara
membekali santri tentang entrepenuership dalam hal wirausaha, baik itu manajemen
koperasi, ekonomi kerakyatan, maupun jenis wirausaha lainnya. Dan jika hal ini
dapat diwujudkan, maka pesantren akan menjadi fasilitator dan dinamisator bagi kehidupan
masyarakat di sekitar lingkungan pesantren.
Adapun
kemandirian dalam hal kepemimpinan adalah ditunjukkan untuk menumbuh-kembangkan
sikap percaya diri dan rasa bangga di kalangan santri. Dengan kepercayaan diri
dan kebanggan sebagai santri, maka santri akan memiliki kesadaran eksistensial
mengenai siapa dan peran seperti apa yang mampu dan dipercayakan kepada
dirinya.
Dengan
pembekalan dan kemampuan dalam hal kepemimpinan terhadap santri, maka pesantren
maupun kalangan santri telah mempersiapkan diri sebagai dinamisator baik dalam
lingkungan pesantren maupun di lingkungan masyarakat.
Kemandirian
bagi pesantren merupakan keharusan dan kebutuhan bagi santri, agar kelak di
masyarakat santri memiliki skill dan bekal ketika terjun di masyarakat. Maka, secara
internal aspek kemandirian ini akan memperkuat eksistensi pesantren sebagai
bagian dari masyarakat dan kebangsaan. Sedangkan secara eksternal kemandirian
pesantren dapat diarahkan untuk selalu mendukung dan menjamin terhadap
kesatuan, keutuhan, dan ketahanan bangsa.
Dengan
demikian, apabila kedua sektor tersebut bisa saling beriringan dan dilakukan
secara bersamaan. Maka, eksistensi pesantren dalam kemandirian bangsa akan
tetap utuh dan berjalan secara bersama
dan berkelanjutan.