Menyingkap Rahasia Nama Al-Mutamakkin (Bag. 1)
Oleh: M. Farid Abbad[i]
Sudah banyak peneliti, sejarawan, filolog, dan
pakar lain yang mencoba menelisik sejarah Syekh Ahmad Mutamakkin, yang terkenal
di wilayah Kajen sebagai Mbh Mutamakkin. Beragam prespektif ditulis dan di
wartakan tentang sosok, perjuangan, gerakan, dakwah, ajaran, peninggalan, serta
berbagai macam manuskrip yang dianggap sebagai salah satu karya magnum opus-nya. Sejak dari ‘Arsyul
Muwahidin sampai Teks Pakem Kajen. Namun, sajauh ini belum ada yang secara
spesifik meneliti gelar yang di sematkan kepada beliau. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa nama
asli beliau adalah Sumohadiwijaya, di Kajen sendiri populer dengan nama mbah Surgi atau mbah Ahmad. Sementara
Al-Mutamakkin adalah gelar yang diberikan kepada beliau saat pulang dari
pengembaraan intelektual di negeri timur tengah.
Saya
kemudian ingin mencoba menelisik makna akar kata dari Mutamakkin متمكن secara kebahasaan. Akar kata
dari متمكن
adalah مكن
yang artinya adalah kedudukan. Contohnya dalam sebuah kalimat مكن زيد yang artinya adalah Zaid
mempunyai kedudukan. Jadi, kata متمكن artinya adalah orang yang
mencapai, , mendapatkan, memperoleh, memenangkan, beruntung. Makna ini diambil
dari beberapa kamus Bahasa Arab yang otoritatif seperti At-Thadzib al-Lughah
lil-Jauhari, Lisan al-Arab dan Taj – al- A’rus li-Murtadla az-Zabidi.
Kemudian ada ayat-ayat al-Qur’an yang
menggunakan kata مكناه di beberapa surat
sejauh yang saya lacak sebagai berikut;
أَلَمۡ یَرَوۡا۟
كَمۡ أَهۡلَكۡنَا مِن قَبۡلِهِم مِّن قَرۡنࣲ مَّكَّنَّـٰهُمۡ فِی ٱلۡأَرۡضِ مَا
لَمۡ نُمَكِّن لَّكُمۡ وَأَرۡسَلۡنَا ٱلسَّمَاۤءَ عَلَیۡهِم مِّدۡرَارࣰا
وَجَعَلۡنَا ٱلۡأَنۡهَـٰرَ تَجۡرِی مِن تَحۡتِهِمۡ فَأَهۡلَكۡنَـٰهُم
بِذُنُوبِهِمۡ وَأَنشَأۡنَا مِنۢ بَعۡدِهِمۡ قَرۡنًا ءَاخَرِینَ
Artinya :
“Apakah mereka tidak memperhatikan
berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal
(generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu
keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang
lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka,
kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan
sesudah mereka generasi yang lain”. [Surat
Al-An'am 6]
ٱلَّذِینَ إِن
مَّكَّنَّـٰهُمۡ فِی ٱلۡأَرۡضِ أَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُا۟ ٱلزَّكَوٰةَ
وَأَمَرُوا۟ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَنَهَوۡا۟ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۗ وَلِلَّهِ عَـٰقِبَةُ
ٱلۡأُمُورِ
Artinya :
“(yaitu) orang-orang yang jika
Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari
perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” [Surat Al-Hajj 41]
وَلَقَدۡ مَكَّنَّـٰهُمۡ
فِیمَاۤ إِن مَّكَّنَّـٰكُمۡ فِیهِ وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ سَمۡعࣰا وَأَبۡصَـٰرࣰا
وَأَفۡـِٔدَةࣰ فَمَاۤ أَغۡنَىٰ عَنۡهُمۡ سَمۡعُهُمۡ وَلَاۤ أَبۡصَـٰرُهُمۡ وَلَاۤ
أَفۡـِٔدَتُهُم مِّن شَیۡءٍ إِذۡ كَانُوا۟ یَجۡحَدُونَ بِـَٔایَـٰتِ ٱللَّهِ
وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ یَسۡتَهۡزِءُونَ
Artinya :
“Dan sesungguhnya Kami telah
meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan
kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran,
penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak
berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat
Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka
memperolok-olokkannya.”
[Surat Al-Ahqaf 26]
وَلَقَدۡ مَكَّنَّـٰكُمۡ
فِی ٱلۡأَرۡضِ وَجَعَلۡنَا لَكُمۡ فِیهَا مَعَـٰیِشَۗ قَلِیلࣰا مَّا تَشۡكُرُونَ
Artinya :
“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka
bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah
kamu bersyukur.”
[Surat Al-A'raf 10]
وَقَالَ ٱلَّذِی
ٱشۡتَرَىٰهُ مِن مِّصۡرَ لِٱمۡرَأَتِهِۦۤ أَكۡرِمِی مَثۡوَىٰهُ عَسَىٰۤ أَن
یَنفَعَنَاۤ أَوۡ نَتَّخِذَهُۥ وَلَدࣰاۚ وَكَذَ ٰلِكَ مَكَّنَّا لِیُوسُفَ فِی
ٱلۡأَرۡضِ وَلِنُعَلِّمَهُۥ مِن تَأۡوِیلِ ٱلۡأَحَادِیثِۚ وَٱللَّهُ غَالِبٌ
عَلَىٰۤ أَمۡرِهِۦ وَلَـٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا یَعۡلَمُونَ
Artinya :
“Dan orang Mesir yang membelinya
berkata kepada isterinya: "Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang
baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai
anak". Dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada
Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. Dan
Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada yang
mengetahuainya.” [Surat
Yusuf 21]
إِنَّا
مَكَّنَّا لَهُۥ فِی ٱلۡأَرۡضِ وَءَاتَیۡنَـٰهُ مِن كُلِّ شَیۡءࣲ سَبَبࣰا
Artinya :
“Sesungguhnya Kami telah memberi
kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan
(untuk mencapai) segala sesuatu”. [Surat Al-Kahfi 84]
Ayat-ayat di atas memberikan banyak
isyarat yang meneguhkan tentang kedudukan yang tinggi terhadap bangsa, umat,
manusia sebagai pemimpin-khalifah di Bumi. dan dalam ayat lain Nabi Yusuf diberikan
keududukan yang baik dan tinggi di Mesir. Isyarat-isyarat dalam al-Qur’an ini
menjadi titik tolak untuk melihat bagaimana sejarah dari perjuangan mbah
Mutamakkin. Bagaimana gelar ini begitu memancar kuat dan mengejawantah dalam
perilaku dan gerakan yang beliau lakukan untuk membangun peradaban. Saya
meyakini gelar ini menjadi penanda akan tingginya kedudukan beliau sebagai
seorang Sufi yang mampu melakukan reformasi dan transformasi sosial dalam semua
aspek, dari keilmuan, pertanian, ekonomi, dan politik. Karena beliau tidak
dikenal sebagai Sufi yang tinggal di menara gading, yang hanya khusyuk dan
asyik dengan ritual-ritual saja melainkan beliau turun dan ikut serta membangun
kebudayaan masyarakat.
Hal ini bisa
dilihat dari berbagai kisah yang dituturkan oleh para sejarawan yang menulis
sosok beliau, mapun sejarah lokal yang di serat oleh salah satunya Mbh Rifa’I
Nasuha. Namun, saya meyakini dalam literatur khazanah Islam ada juga beberapa
sosok Sufi yang tipologinya adalah reformis, pembaharu, dan penggerak yang
memiliki gelar yang sama, karena gelar al-Mutamakkin adalah simbol ketinggian
maqam, yang dalam tradisi Fikih disebut sebagai Mujtahid.[]